Jumat, 16 Desember 2011

pesona gunung himalaya


SIAPA tak kenal Himalaya? Pegunungan tertinggi di dunia dengan segala pesona daya tarik keindahannya, misteri serta kelestarian masa depannya. Himalaya, yang tetap menjadi pilihan utama para petualang pecinta keindahan alam, disinyalir mulai dan telah mendapat gangguan-gangguan dari luar.
Kemajuan peradaban modern dengan mesin modernisasinya, yang ingin mempermudah segala sesuatu, adalah tantangan terberat yang harus dihadapi Himalaya dan para pemujanya. Pembuatan jalan beraspal licin hingga ke kawasan-kawasan tertentu yang selama ini menjadi tujuan pendakian merupakan satu di antara berbagai bentuk ancaman itu.
Salah satu lokasi pendakian pavorit, yang sudah diserbu jaringan jalan raya, antara lain Gangotri. Tak sedikit para pecinta alam menyesalkan pembuatan jalan raya tersebut.
Lepas dari segala problema yang mungkin akan mengubah Himalaya, pegunungan yang melingkupi negara-negara India, Nepal, Buthan, dan Tibet ini, tetaplah mengagumkan. Kemolekan panorama, keragaman habitat dan hayati flora dan fauna, selalu menarik jutaan pengunjung setiap tahun, mulai dari turis-turis biasa hingga para olah ragawan professional serta pesohor-pesohor yang ingin menemukan suasana kehidupan lain.
Memang, pegunungan Himalaya menawarkan kesan-kesan yang dapat mengubah corak kehidupan rutin sehari-hari. Berada di lembah-lembah curam, ketinggian puncak, lapisan-lapisan es abadi, tentu sangat luar biasa bagi setiap orang yang ingin bebas dari belenggu rutinitas yang membosankan.
Pegunungan Himalaya semakin terkenal ke seluruh penjuru dunia, ketika bulan Mei 1953, Sir Edmund Hillary (Selandia Baru), didampingi Tenzing Norkey, seorang Sherpa (suku pegunungan penduduk asli Nepal), mencapai puncak gunung tertinggi Himalaya, Mount Everest (8.800 meter dari permukaan laut).
Rekor yang belum terpecahkan hingga kini, walaupun setelah Hillary dan Norkey, telah ada beberapa orang yang mencoba mencapai puncak gunung tertinggi di dunia itu
Pegunungan Himalaya dilihat dari udara
Salah satu lokasi pendakian pavorit, yang sudah diserbu jaringan jalan raya, antara lain Gangotri. Tak sedikit para pecinta alam menyesalkan pembuatan jalan raya tersebut.

Lepas dari segala problema yang mungkin akan mengubah Himalaya, pegunungan yang melingkupi negara-negara India, Nepal, Buthan, dan Tibet ini, tetaplah mengagumkan. Kemolekan panorama, keragaman habitat dan hayati flora dan fauna, selalu menarik jutaan pengunjung setiap tahun, mulai dari turis-turis biasa hingga para olah ragawan professional serta pesohor-pesohor yang ingin menemukan suasana kehidupan lain.

Memang, pegunungan Himalaya menawarkan kesan-kesan yang dapat mengubah corak kehidupan rutin sehari-hari. Berada di lembah-lembah curam, ketinggian puncak, lapisan-lapisan es abadi, tentu sangat luar biasa bagi setiap orang yang ingin bebas dari belenggu rutinitas yang membosankan.

Pegunungan Himalaya semakin terkenal ke seluruh penjuru dunia, ketika bulan Mei 1953, Sir Edmund Hillary (Selandia Baru), didampingi Tenzing Norkey, seorang Sherpa (suku pegunungan penduduk asli Nepal), mencapai puncak gunung tertinggi Himalaya, Mount Everest (8.800 meter dari permukaan laut).

Rekor yang belum terpecahkan hingga kini, walaupun setelah Hillary dan Norkey, telah ada beberapa orang yang mencoba mencapai puncak gunung tertinggi di dunia itu.

Pegunungan Himalaya membentuk suatu dinding alam yang membentang 300 km antara Tibet di bagian utara, dan India di bagian selatan. Ada dua negara yang terletak persis di lereng pegunungan tersebut, yaitu Kerajaan Nepal (luas 140.797 km2, berpenduduk 16 juta jiwa), dan Kerajaan Buthan (luas 47.000 km2, berpenduduk 1,4 juta jiwa). Karena itu, Khatmandu, ibu kota Nepal, dan Thimbu, ibu kota Buthan, selalu penuh sesak oleh para turis yang hendak berwisata ke Himalaya.

Berkat lingkungannya yang masih utuh berupa hutan-hutan lebat, rawa-rawa yang luas, dan timbunan es abadi atau gletser di tiap puncaknya, dari Himalaya mengalir ratusan sungai besar dan kecil. Yang terkenal, antara lain S. Indus di bagian barat, yang mengaliri wilayah India dan Pakistan. Kemudian S. Gangga, yang dianggap sungai tersuci di India, dan S. Brahmaputra atau S. Sulej dan S. Tsangpo, yang mengalir ke Tibet di timur pegunungan. Sungai-sungai tersebut menjadi sumber kemakmuran dan kemajuan peradaban manusia yang bermukim di sepanjang alirannya.

Selain sangat menarik dari aspek wisata dan ekologi, pegunungan Himalaya juga sangat menarik ditinjau dari aspek-aspek supranatural. Banyak hal-hal yang dianggap misterius muncul di sana, dan tetap tinggal misteri karena belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan modern dan mutakhir.

Seperti keberadaan manusia salju Hilamalaya, yang disebut ”Yetti”. Penduduk setempat — terutama suku Sherpa — memercayai ”Yetti” sebagai raksasa bertubuh besar dan bermuka buruk. Tapi belum pernah terlihat wujudnya. Kecuali jejak-jejak kaki di atas salju, yang pernah ditemukan beberapa tim ekspedisi khusus pencari ”Yetti”.

Juga keberadaan Shang-i-rila. Sebuah tempat yang diduga berada di kawasan Himalaya dekat Tibet, yang mampu membuat manusia awet muda. Konon di Shang-i-rila, perjalanan waktu amat lambat, sehingga tubuh manusia nyaris tak mengalami penuaan.

Seorang penduduk Shang-i-rila berusia 80 tahun, kulit, wajah dan penampilannya sama dengan penduduk luar berusia 18 tahun. Tapi jika penduduk Shang-i-rila keluar dari kawasannya, akan mendadak menjadi tua sama dengan manusia biasa.

Banyak yang menginginkan usia awet muda, tubuh kembali segar bugar, mecoba mencari lokasi Shang-i-rila. Tapi belum pernah ada yang berhasil, kecuali berupa kisah-kisah petualangan yang fiktif dan penuh khayal, namun selalu menarik.

Apakah serbuan peradaban modern akan menemukan Yetti dan Shang-i-rila di Himalaya? Entahlah. Mungkin Yetti dan Shang-i-rila hanya merupakan angan-angan para pengarang dan petualang. Tapi kerusakan yang mengancam benar-benar telah mulai menjadi kenyataan. Himalaya penuh pesona, suatu saat mungkin akan ternoda. Suatu hal yang tak pernah kita harapkan. 

Referensi :
http://ifs-forum.gogoo.us/t3461-himalaya-pesona-yang-mulai-ternoda
http://bandkuw.wordpress.com/2011/04/08/pegunungan-himalaya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar