Selasa, 26 April 2011

Tugas Penghantar Ekonomi dan Manajemen #

Manajemen Eraglobalisasi 

Pengertian: 
 Di eraglobalisasi, teknologi sudah bukan hal yang dianggap tabu. Hal ini sudah sangat melekat ditelinga setiap orang di dunia. Modern membuat sebagian masyarakat di dunia banyak yang memanfaatkan teknologi tersebut. Misalnya saja saat ini sudah banyak berbagai macam komputer dan handphone , mulai dari yang masih 'jadul' yang banyak sekali menggunakan kabel hingga touchscreen yang hanya tinggal 'sentuh'. Tapi di balik 'modern', itu semua meninggalkan sampah-sampah elektronik atau E-WASTE. Contoh dari e-waste ialah sampah monitor, CPU, keyboard, harddisk, CD, handphone, dll. Jika sampah-sampah tersebut sudah menumpuk sangat banyak, kira-kira akan dikemanakan ya?.
Saat ini banyak sekali masyarakat di dunia yang lebih mementingkan kemajuan teknologi dengan bergonta-ganti komputer,handphone,laptop,notebook,dll, tanpa memikirkan jika mereka mengganti itu semua lalu semua barang-barang usang yang telah mereka gunakan akan di kemanakan. Jika kita menghitung jumlahnya mungkin sudah sangat banyak bahkan mungkin sudah menjadi 'gunung' sampah elektronik baru. Menurut majalah National Geography, Januari 2008 menyatakan bahwa lebih dari 500 juta komputer telah dibuang selama tahun 1997-2007. Menurut UNEP PBB menyatakan bahwa mereka mencatat ada 20-50 juta ton limbah elektronik dari seluruh penjuru dunia tiap tahunnya. Jika itu semua dibandingkan dengan daur ulangnya sangat tidak seimbang karena hanya 10 persennya saja.
Bahan kimia yang terdapat pada tiap e-waste sangatlah banyak dan berbahaya, karena sebagian besar terbuat dari logam dan bahan-bahan beracun seperti mercury,timbal,kromium, kadmium dan arsenik. E-waste itu sendiri sudah dikategorikan pada sampah B3 (beracun dan berbahaya). Barang-barang elektronik begitu berubah menjadi sampah, mereka dapat langsung mencemari lingkungan. Sudah banyak cara yang dilakukan oleh seluruh pemerintah di dunia untuk menghilangkan sampah-sampah ini seperti, dibuang ,dibakar ,atau didaur ulang tapi semua itu hanya sia-sia saja dan menjadi serba salah karena sama-sama berbahayanya.
Bukan hal yang aneh di dengar lagi jika banyak perusahaan maju yang mengaku mereka dapat mendaur ulang e-waste. Padahal 70% e-waste yang berasal dari negara-negara maju diekspor begitu saja ke negara-negara dunia ke tiga (cina,india,filipina,pakistan,afrika). Mereka mengekspor e-waste ini karena negara-negara tersebut tidak memiliki undang-undang penolakan e-waste secara tegas dan untuk melakukan hal tersebut sangatlah mudah dan murah.
Negara-negara yang menerima ekspor e-waste (termasuk indonesia) mempunyai alasan mengapa mereka mau menerima e-waste tersebut, sala satunya ialah mereka dapat mengambil kandungan timah,emas dan perak yang terdapat pada peralatan elektronik tersebut. Akan tetapi untuk mendapatkan itu semua hanya digunakan cara-cara tradisional yang prosesnya jelas-jelas dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan para pekerjanya. Misalnya saja untuk melepaskan bagian emas dari motherboard pc komputer, digunakan asam dengan konsentrasi tinggi, dan untuk melepaskan timah dari kabel diperlukan pembakaran hingga muncul asap karsinogenik (merangsang sel kanker).
Jadi, sangatlah berbahaya kandungan dari tiap e-waste yang berasal dari barang-barang elektronik. Untuk mengurangi tumpukan e-waste, kita bisa mencoba dari diri kita sendiri. Cobalah untuk mencari alat elektronik yang sesuai atau cocok dengan selera kita dan sebanding dengan kemajuan teknologi dan mengusahakan untuk tidak bergonta-ganti dalam kurun waktu yang dekat. Kita juga harus pintar dalam merawat barang-barang elektronik yang kita miliki agar tidak cepat-cepat menjadi e-waste. Jika kita benar-benar sudah tidak cocok dengan barang elektronik yang kita miliki, kita bisa menjual barang tersebut ke toko yang menampung barang bekas dan toko tersebut bisa mendaur ulang barang elektronik untuk dijual lagi dengan harga miring, atau jika kita memiliki floppy disk/compact disk mungkin bisa di sumbangkan ke tempat kreasi daur ulang untuk dijadikan pernak pernik atau hiasan yang cantik. So.. cintailah bumi kita dan rawat bumi kita demi masa depan generasi mendatang.

Manajemen pengkoordinasian (coordinating)

PENGKOORDINASIAN
Pengertian
Pengkoordinasiaan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan. Sedangkan pengertian koordinasi sendiri menurut Oteng Sutisna (1983) ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Sedangkan Purwanto (1984) mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.
Kata kuncinya adalah membawa organisasi mencapai tujuan dalam hubungan yang harmonis dan produktif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditegaskan seperti yang telah diungkapkan oleh Syaiful Sagala (2000) bahwasannya perngkoordinasian dalam satuan pendidikan adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran dengan menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlamgsung secara tertib kearah tercapai maksud yang telah ditetapkan. Koordinasi harus menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik, segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat.
Biasanya organisasi menciptakan mekanisme koordinasi tertentu. Menurut Joseph A. Litterer dalam : “The Analysis Of Organizations “, ada 3 mekanisme koordinasi, yaitu :
1. Mekanisme Hierarki : dimana berbagai kegiatan dihubungkan dibawah satu kekuasaan pusat.
2. Mekanisme Administratif , yang berhubungan dengan pekerjaan yang rutin sifatnya.
3. Mekanisme Sukarela : dimana individu atau kelompok melihat adanya kebutuhan, menciptakan program dan menerapkannya. Mekanisme mana yang dipilih tergantung pada situasi, biasanya dipakai ketigatiganya. Sehingga menghasilkan koordinasi :
1. Berdasar Rencana : Biasanya dipakai bila organisasi stabil dan keadaan dapat diperkirakan terlebih dahulu.
2. Berdasar Umpan Balik : Biasanya dipakai bila organisasi atau keadaan tidak stabil, berubah - ubah, dan tak dapat diperkirakan. Dilaksanakan berdasarkan informasi dari bawahan, dianalisa bersama, diputuskan, diberikan pada bawahan dan statusnya.
3. Koordinasi Horizontal Yaitu koordinasi antara karyawan satu tingkatan yang berbeda-beda  fungsinya.
4. Koordinasi Vertikal Yaitu koordinasi antara atasan dengan bawahan. Bagaimanapun juga koordinasi atau dapat dicapai dengan mudah. Bila sistem komunikasi yang ada dalam organisasi baik. Kemampuan organisasi untuk mengadakan kegiatan yang kompleks tergantung pada cara bagaimana orang mempergunakan sistem komunikasi demi koordinasi dan sebaliknya. Makin efisien komunikasi dalam organisasi makin besar toleransi dan rasa saling trergantung dan bersatu para anggota dan semakin mudah komunikasi. KOMUNIKASI DAN INFORMASI Komunikasi merupakan peristiwa dimana pemberi berita dan penerima berita memperoleh pandangan yang sama tentang suatu berita. Dalam komunikasi orang mendapatkan informasi. Informasi adalah segala sesuatu yang dikomunikasikan : Dalam hal ini pengetahuan tentang sesuatu informasi merupakan inti sistem komunikasi dan memberikan bahan dasar pengambilan keputusan.


Syarat-syarat koordinasi yang baik :
1. Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi
2. Membangun semangat kerjasama yang besar diantara personel pendidikan dan adanya organisasi informal yang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan
3. Tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam organisasi
4. Memulai tahapan suatu dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinyu
Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi;
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut mempunyai kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit atau orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang ditentukan.
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-cita bersama.
3. Ada pengertian timbal balik dari koordinator dan mereka yang dikoordinir untuk saling menghargai dan saling bekerjasama bagi kepentingan organisasi.
Ketiga unsur tersebut mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan kinerja organisasi sehingga dapat tercapainya tujuan bersama. Koordinasi yang baik menjadikan semua bagian dan personal dapat bekerjasama menuju kesatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pentingnya pengkoordinasian dalam organisasi pendidikan
Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan, karena dalam organisasi pendidikan ada pembagian kerja yang amat substansial yaitu pekerjaan mendidik dan pekerjaan manajemen pada satuan pendidikan dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang dipersyaratkan. Setiap orang harus mengetahui tugas masing-masing atas dasar kewenangan yang diberikan, sehingga tumapang tindih yang tidak perlu antara satu personel atau satu bagian dengan bagian lain dapat dihindarkan, implikasinya manajemen dapat berfungsi secara efektif dan efisien dan personel dapat melaksanakan tugas sesuai kewengan dan dukungan professional.
Program pendidikan pada satuan pendidikan sifatnya sangat kompleks dan menyangkut banyak segi yang saling bersangkut paut satu sama lainnya. Sifat kompleks ini menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personel. Koordinasi ini juga berfunsi untuk mengatasi kemungkinan duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidak seimbangan dalam berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dsb.

Manajemen pengawasan (controlling)

Definisi Pengawasan
Para ahli memberikan defenisi pengawasan dengan penekanan pada standar,hubungan dengan perencanaan ,pengukuran ,evaluasi ,pengendalian dan tindakan korektif serta pencegahannya.pengawasan  juga dapat didevenisikan sebagai pelaksanaan standar kinerja untuk mengevaluasi ,menilai ,dan mengoreksi suatu tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan mencegah terulangnya kembali guna mencapai tujuan tertentu.Berikut adalah devenisi pengawasan
1.Pegawasan yang menekankan pada standar.
Mockler dalam stoner,freeman,dan Gilbert mengemukakan bahwa fungsi pengawasan adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan .
Menurut Robert J .Mockler bahwa pengawasan manajemen adalah suatu sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan dengan tujuan-tujuan perencanaan ,,merancang system informasi .
2.Pengawasan yang menekankan pada perencanaan penguuran dan evaluasi .
Menurut stoner ,foreman dan gilbert bahwa pengawasan adalah prosers untuk memastikan bahwa segala aktifitas  yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Menurut Schermerhorn bahwa pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang  dapat mendukung pencapain hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang  telah ditetapkan tersebut.
Menurut Newman bahwa pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.
George R Terry mengemukakan bahwa pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai ,mengadakan evaluasi atasnya dan mengambil tindakan2 orektif bila diperlukan, untu menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan .
Menurut Henry Fayol bahwa pengawasan terdir dari dengan maksud untuk memperbaikinya dan mencegah terulangnya kembali.
C. Prinsip-prinsip pengawasan.
Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasar pengawasan.diantaranya adalah:
a).Adanya rencana tertetu dalam pengawasan.
b).Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.
c). Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan.
d).Bersifat fleksibel ,dinamis,dan ekonomis.
e).Dapat mereflesikan pola organisasi
e).dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif.
D.Fungsi pengawasan.
Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau  kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang terjadi ,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab.
E.Jenis-jenis pengawasan.
1.Pengawasan internal (internal control)
Internal control adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal hal yang cukup luas baik pelaksana tugas ,prosedur,system,hasil,kehadiran dll.
2.Audit control
Audit control adalah pengendalian atau penilaian atas masalah- masalah yang berkaitan dengan pembukaan perusahaan.jadi pengendalian atas masalah khusus yaitu tenteng kebenaran pembukuan suatu perusahaan.
3.Pengawasan extern
Pengawasan extern adalah pengawasan yan g dilakukan oleh pihak luar pengendalian extern dapat dilakukan secara formal atau informal.
4.Formal control
Dilaukan oleh instansi atau pejabat yang berwenang dan dapat dilakukan secara intern maupun extern. Misalnya badan pemeriksa keuangan(BPK) tarhadap setiap lembaga Negara mengenai milik pemeritah .perseroan terbatas dilakukan oleh dewan komisaris.
5.informil control
Dilakukan oleh masyarakat atau konsumen baik langsung maupun tidak langsung,misalnya melalui surat kabar ,majalah dll.
F.Tahap Proses Pengawasan
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
pengawasan dapat dijelaskan sebagai tindakan prefentin untuk mencegah terjadinya kesalahan  dari suatu standarisasi yang sudah ditetapkan.definisi dari pengawasan ada 3 yaitu .Pegawasan yang menekankan pada standar,Pengawasan yang menekankan pada perencanaan pengukuran dan evaluasi dan Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasarpengawasan.Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau  kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang
terjadi,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab

Manajemen pengorganisasian (organizing)

1.  Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam  suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku,  dan tenaga kerja
organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan
pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota
organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai
secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan
konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan  kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar  fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar  proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar  langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan,  seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar  produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar  daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri  pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa
prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis,
kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,
rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian,
fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.


2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil
dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa
tujuan pengorganisasian, yaitu:
2.1  Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2  Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3  Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna. 4
2.4  Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
2.5  Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan
kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi  saja, melainkan  juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di  atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat
diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5
manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.


3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang
cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika
pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab
dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan
keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas
dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap implikasi pribadi  dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin
besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga  upaya pencapaian tujuan
organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara
menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya  tatatertib yang harus ditaat.



Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Manajemen pengorganisasian (organizing)

1.  Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam  suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku,  dan tenaga kerja
organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan
pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota
organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai
secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan
konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan  kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar  fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar  proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar  langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan,  seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar  produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar  daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri  pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa
prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis,
kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,
rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian,
fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.


1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.


2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil
dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa
tujuan pengorganisasian, yaitu:
2.1  Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2  Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3  Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna. 4
2.4  Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
2.5  Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan
kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi  saja, melainkan  juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di  atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat
diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5
manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.


3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang
cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika
pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab
dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan
keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas
dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap implikasi pribadi  dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin
besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga  upaya pencapaian tujuan
organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara
menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
Adanya  tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Manajemen pengawasan (controlling)

Definisi Pengawasan:
Para ahli memberikan defenisi pengawasan dengan penekanan pada standar ,hubungan dengan perencanaan ,pengukuran ,evaluasi ,pengendalian dan tindakan korektif serta pencegahannya.pengawasan  juga dapat didevenisikan sebagai pelaksanaan standar kinerja untuk mengevaluasi ,menilai ,dan mengoreksi suatu tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan mencegah terulangnya kembali guna mencapai tujuan tertentu.Berikut adalah devenisi pengawasan

1.Pegawasan yang menekankan pada standar.
Mockler dalam stoner,freeman,dan Gilbert mengemukakan bahwa fungsi pengawasan adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan .
Menurut Robert J .Mockler bahwa pengawasan manajemen adalah suatu sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan dengan tujuan-tujuan perencanaan ,,merancang system informasi .
2.Pengawasan yang menekankan pada perencanaan penguuran dan evaluasi .
Menurut stoner ,foreman dan gilbert bahwa pengawasan adalah prosers untuk memastikan bahwa segala aktifitas  yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Menurut Schermerhorn bahwa pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang  dapat mendukung pencapain hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang  telah ditetapkan tersebut.
Menurut Newman bahwa pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.
George R Terry mengemukakan bahwa pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai ,mengadakan evaluasi atasnya dan mengambil tindakan2 orektif bila diperlukan, untu menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan .
Menurut Henry Fayol bahwa pengawasan terdir dari dengan maksud untuk memperbaikinya dan mencegah terulangnya kembali.

C. Prinsip-prinsip pengawasan.
Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasar pengawasan.diantaranya adalah:
a).Adanya rencana tertetu dalam pengawasan.
b).Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.
c). Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan.
d).Bersifat fleksibel ,dinamis,dan ekonomis.
e).Dapat mereflesikan pola organisasi
e).dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif.

D.Fungsi pengawasan.
Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau  kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang terjadi ,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab.

E.Jenis-jenis pengawasan.

1.Pengawasan internal (internal control)
Internal control adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal hal yang cukup luas baik pelaksana tugas ,prosedur,system,hasil,kehadiran dll.
2.Audit control
Audit control adalah pengendalian atau penilaian atas masalah- masalah yang berkaitan dengan pembukaan perusahaan.jadi pengendalian atas masalah khusus yaitu tenteng kebenaran pembukuan suatu perusahaan.
3.Pengawasan extern
Pengawasan extern adalah pengawasan yan g dilakukan oleh pihak luar pengendalian extern dapat dilakukan secara formal atau informal.
4.Formal control
Dilaukan oleh instansi atau pejabat yang berwenang dan dapat dilakukan secara intern maupun extern. Misalnya badan pemeriksa keuangan(BPK) tarhadap setiap lembaga Negara mengenai milik pemeritah .perseroan terbatas dilakukan oleh dewan komisaris.
5.informil control
Dilakukan oleh masyarakat atau konsumen baik langsung maupun tidak langsung,misalnya melalui surat kabar ,majalah dll.

F.Tahap Proses Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

pengawasan dapat dijelaskan sebagai tindakan prefentin untuk mencegah terjadinya kesalahan  dari suatu standarisasi yang sudah ditetapkan.definisi dari pengawasan ada 3 yaitu .Pegawasan yang menekankan pada standar,Pengawasan yang menekankan pada perencanaan pengukuran dan evaluasi dan Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasarpengawasan.Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau  kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang terjadi,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab
Manajemen pengorganisasian (organizing)

1.  Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama dari para anggota suatu organisasi. Dalam  suatu pengorganisasian pada prinsipnya berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku,  dan tenaga kerja
organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya. Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan
konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan  kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar  fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar  proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar  langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan,  seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar  produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar  daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri  pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis, kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.




2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil
dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa
tujuan pengorganisasian, yaitu:
2.1  Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2  Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3  Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna. 4
2.4  Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
2.5 Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan
kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi  saja, melainkan  juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di  atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat
diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5
manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap implikasi pribadi  dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin
besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga  upaya pencapaian tujuan
organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara
menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya  tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Manajemen pengorganisasian (organizing)

1.  Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam  suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku,  dan tenaga kerja organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya. Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan  kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan. Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar  fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar  proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar  langganan, yaitu pengelompokan dengan nama organisasi yang menggambarkan langganan,  seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar  produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar  daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri  pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis, kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja, rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga. Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
2.1  Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2  Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3  Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
2.4  Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.


2.5 Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi  saja, melainkan  juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik. Berdasarkan pertimbangan di  atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5 manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman terhadap implikasi pribadi  dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga  upaya pencapaian tujuan organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya  tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Dalam  suatu pengorganisasian pada prinsipnya  berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya  manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat  mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan  efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku,  dan tenaga kerja
organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para  karyawan.  
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan  pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.  Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan  proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota  organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai  secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan  konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan  memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut  Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan  kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar  fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar  proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar  langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan,  seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar  produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar  daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri  pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa
prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis,
kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,
rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian,
fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.


2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota  organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam  menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara  serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil  dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa  tujuan pengorganisasian, yaitu:
2.1  Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara  koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.  Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak  sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
2.2  Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
2.3  Maksimalisasi manfaat spesialisasi,  yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan  memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
2.4  Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan  tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan  nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
2.5  Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit  kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan  rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.   
  



Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:  
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu  muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan  pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi  saja, melainkan  juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.  Berdasarkan pertimbangan di  atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat  diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5 manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.


3. Syarat-syarat Pengorganisasian
Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang  cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika  pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab  dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan  keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas  dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman  terhadap implikasi pribadi  dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin  besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga  upaya pencapaian tujuan  organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara  menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu: 
a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya  tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.



Manajemen pengkoordinasian (coordinating)

PENGKOORDINASIAN
Pengertian
Pengkoordinasiaan mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian tujuan. Sedangkan pengertian koordinasi sendiri menurut Oteng Sutisna (1983) ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Sedangkan Purwanto (1984) mengemukakan koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil, pikiran-pikiran, teknik-teknik, dan tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan. Kata kuncinya adalah membawa organisasi mencapai tujuan dalam hubungan yang harmonis dan produktif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditegaskan seperti yang telah diungkapkan oleh Syaiful Sagala (2000) bahwasannya perngkoordinasian dalam satuan pendidikan adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran dengan menghubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlamgsung secara tertib kearah tercapai maksud yang telah ditetapkan. Koordinasi harus menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik, segala sesuatu berjalan menurut rencana pada waktu yang tepat.
Biasanya organisasi menciptakan mekanisme koordinasi tertentu. Menurut Joseph A. Litterer dalam : “The Analysis Of Organizations “, ada 3 mekanisme koordinasi, yaitu :
1. Mekanisme Hierarki : dimana berbagai kegiatan dihubungkan dibawah satu kekuasaan pusat.
2. Mekanisme Administratif , yang berhubungan dengan pekerjaan yang rutin sifatnya.
3. Mekanisme Sukarela : dimana individu atau kelompok melihat adanya kebutuhan, menciptakan program dan menerapkannya. Mekanisme mana yang dipilih tergantung pada situasi, biasanya dipakai ketigatiganya. Sehingga menghasilkan koordinasi :
1. Berdasar Rencana : Biasanya dipakai bila organisasi stabil dan keadaan dapat diperkirakan terlebih dahulu.
2. Berdasar Umpan Balik : Biasanya dipakai bila organisasi atau keadaan tidak stabil, berubah - ubah, dan tak dapat diperkirakan. Dilaksanakan berdasarkan informasi dari bawahan, dianalisa bersama, diputuskan, diberikan pada bawahan dan statusnya.
3. Koordinasi Horizontal Yaitu koordinasi antara karyawan satu tingkatan yang berbeda-beda fungsinya.
4. Koordinasi Vertikal Yaitu koordinasi antara atasan dengan bawahan. Bagaimanapun juga koordinasi atau dapat dicapai dengan mudah. Bila sistem komunikasi yang ada dalam organisasi baik. Kemampuan organisasi untuk mengadakan kegiatan yang kompleks tergantung pada cara bagaimana orang mempergunakan sistem komunikasi demi koordinasi dan sebaliknya. Makin efisien komunikasi dalam organisasi makin besar toleransi dan rasa saling trergantung dan bersatu para anggota dan semakin mudah komunikasi. KOMUNIKASI DAN INFORMASI Komunikasi merupakan peristiwa dimana pemberi berita dan penerima berita memperoleh pandangan yang sama tentang suatu berita. Dalam komunikasi orang mendapatkan informasi. Informasi adalah segala sesuatu yang dikomunikasikan : Dalam hal ini pengetahuan tentang sesuatu informasi merupakan inti sistem komunikasi dan memberikan bahan dasar pengambilan keputusan.
Syarat-syarat koordinasi yang baik :
1. Pembagian kerja yang jelas dalam organisasi
2. Membangun semangat kerjasama yang besar diantara personel pendidikan dan adanya organisasi informal yang sehat dalam tubuh organisasi yang bersangkutan
3. Tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam organisasi
4. Memulai tahapan suatu dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinyu

Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi;
1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut mempunyai kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit atau orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang ditentukan.
2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-cita bersama.
3. Ada pengertian timbal balik dari koordinator dan mereka yang dikoordinir untuk saling menghargai dan saling bekerjasama bagi kepentingan organisasi.
Ketiga unsur tersebut mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan kinerja organisasi sehingga dapat tercapainya tujuan bersama. Koordinasi yang baik menjadikan semua bagian dan personal dapat bekerjasama menuju kesatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pentingnya pengkoordinasian dalam organisasi pendidikan
Pengkoordinasian mutlak diperlukan dalam organisasi pendidikan, karena dalam organisasi pendidikan ada pembagian kerja yang amat substansial yaitu pekerjaan mendidik dan pekerjaan manajemen pada satuan pendidikan dan manajemen pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai mutu yang dipersyaratkan. Setiap orang harus mengetahui tugas masing-masing atas dasar kewenangan yang diberikan, sehingga tumapang tindih yang tidak perlu antara satu personel atau satu bagian dengan bagian lain dapat dihindarkan, implikasinya manajemen dapat berfungsi secara efektif dan efisien dan personel dapat melaksanakan tugas sesuai kewengan dan dukungan professional.
Program pendidikan pada satuan pendidikan sifatnya sangat kompleks dan menyangkut banyak segi yang saling bersangkut paut satu sama lainnya. Sifat kompleks ini menunjukkan sangat perlunya tindakan-tindakan yang dikoordinasikan untuk mengatasi batas-batas perencanaan maupun batas-batas personel. Koordinasi ini juga berfunsi untuk mengatasi kemungkinan duplikasi dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidak seimbangan dalam berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Manajemen pengawasan (controlling)

Definisi Pengawasan

Para ahli memberikan defenisi pengawasan dengan penekanan pada standar ,hubungan dengan perencanaan ,pengukuran ,evaluasi ,pengendalian dan tindakan korektif serta pencegahannya.pengawasan juga dapat didevenisikan sebagai pelaksanaan standar kinerja untuk mengevaluasi ,menilai ,dan mengoreksi suatu tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan mencegah terulangnya kembali guna mencapai tujuan tertentu.Berikut adalah devenisi pengawasan :

1.Pegawasan yang menekankan pada standar.
Mockler dalam stoner,freeman,dan Gilbert mengemukakan bahwa fungsi pengawasan adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan .
Menurut Robert J .Mockler bahwa pengawasan manajemen adalah suatu sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan dengan tujuan-tujuan perencanaan ,,merancang system informasi .
2.Pengawasan yang menekankan pada perencanaan penguuran dan evaluasi .
Menurut stoner ,foreman dan gilbert bahwa pengawasan adalah prosers untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Menurut Schermerhorn bahwa pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapain hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Menurut Newman bahwa pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.
George R Terry mengemukakan bahwa pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai ,mengadakan evaluasi atasnya dan mengambil tindakan2 orektif bila diperlukan, untu menjamin agar hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan .
Menurut Henry Fayol bahwa pengawasan terdir dari dengan maksud untuk memperbaikinya dan mencegah terulangnya kembali.

C. Prinsip-prinsip pengawasan.

Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasar pengawasan.diantaranya adalah:
a).Adanya rencana tertetu dalam pengawasan.
b).Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang diawasi.
c). Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk penyimpangan.
d).Bersifat fleksibel ,dinamis,dan ekonomis.
e).Dapat mereflesikan pola organisasi
e).dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif.

D.Fungsi pengawasan.
Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang terjadi ,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab.

E.Jenis-jenis pengawasan.

1.Pengawasan internal (internal control)
Internal control adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal hal yang cukup luas baik pelaksana tugas ,prosedur,system,hasil,kehadiran dll.
2.Audit control
Audit control adalah pengendalian atau penilaian atas masalah- masalah yang berkaitan dengan pembukaan perusahaan.jadi pengendalian atas masalah khusus yaitu tenteng kebenaran pembukuan suatu perusahaan.
3.Pengawasan extern
Pengawasan extern adalah pengawasan yan g dilakukan oleh pihak luar pengendalian extern dapat dilakukan secara formal atau informal.
4.Formal control
Dilaukan oleh instansi atau pejabat yang berwenang dan dapat dilakukan secara intern maupun extern. Misalnya badan pemeriksa keuangan(BPK) tarhadap setiap lembaga Negara mengenai milik pemeritah .perseroan terbatas dilakukan oleh dewan komisaris.
5.informil control
Dilakukan oleh masyarakat atau konsumen baik langsung maupun tidak langsung,misalnya melalui surat kabar ,majalah dll.

F.Tahap Proses Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

pengawasan dapat dijelaskan sebagai tindakan prefentin untuk mencegah terjadinya kesalahan dari suatu standarisasi yang sudah ditetapkan.definisi dari pengawasan ada 3 yaitu .Pegawasan yang menekankan pada standar,Pengawasan yang menekankan pada perencanaan pengukuran dan evaluasi dan Pengawasan yang menekankan pada pengendalian ,tindakan korektif dan pencegahan.Agar pengawasan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya prisip-prinsip dasarpengawasan.Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan-kesalahan , memprbaiki adanya berbagai macam penyimpangan atau kesalahan yang terjadi,mendinamisir oraganisasi/perusahaan serta segenap kegiatan manajemen lainnya,mempertebal rasa tanggung jawab.

1. Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
organisasi.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan.
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan
pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota
organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai
secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan
konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu: 2
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:
a. Pengelompokan atas dasar fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.
b. Pengelompokan atas dasar proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.
c. Pengelompokan atas dasar langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan, seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.
d. Pengelompokan atas dasar produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.
e. Pengelompokan atas dasar daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa
prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis,
kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,
rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian,
fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi

Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.


2. Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil
dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa
tujuan pengorganisasian, yaitu:

2.1 Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.

2.2 Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.

2.3 Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.

2.4 Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.

2.5 Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.
c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan
kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat
diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5
manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.


3. Syarat-syarat Pengorganisasian

Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang
cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika
pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab
dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan
keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas
dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap implikasi pribadi dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin
besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga upaya pencapaian tujuan
organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara
menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:

a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Manajemen pengorganisasian (organizing)

1. Prinsip Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam suatu pengorganisasian pada prinsipnya
berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan sumber daya
manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama dengan harapan dapat
mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien, maka pengorganisasian dapat dimaknai sebagai berikut:

a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling
efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
organisasi.

b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang
pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para
karyawan.

d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan
pada masing-masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja atau pengelompokan tugas-tugas diantara anggota-anggota
organisasi. Maksudnya adalah agar tujuan organisasi secara menyeluruh dapat dicapai
secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam upaya mencapai tujuan dengan
konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang kemampuan
memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut
struktur organisasi, yaitu:

a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan kegiatan sehingga pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan dapat dilakukan bersama.

b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya
bertanggung jawab dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.

c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unitunit organisasi yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan.
Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya pengelompokan tugas
atau pekerjaan yang terdiri atas:

a. Pengelompokan atas dasar fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi
tugasnya, misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan,
irigasi, tata bangunan, dan lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan umum.

b. Pengelompokan atas dasar proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan
menjadi kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya
pencarian tambang minyak melalui proses pencarian sumber, proses pengolahan
minyak mentah, dan pemasaran minyak.

c. Pengelompokan atas dasar langganan, yaitu pengelompokan dengan nama
organisasi yang menggambarkan langganan, seperti Persatuan pekerja wanita
dan lain-lain.

d. Pengelompokan atas dasar produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
produk, seperti Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lainlain.

e. Pengelompokan atas dasar daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang
disusun berdasarkan kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat. 3
Berdasarkan perincian ciri pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa
prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hirarkis,

kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban, pembagian kerja,
rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian,
fleksibelitas, dan kepemimpinan.

1.1 Pengertian Pengorganisasian

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :

a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.

b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.

c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi

Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.


2. Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam
menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil
dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Ada beberapa
tujuan pengorganisasian, yaitu:

2.1 Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif.
Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.

2.2 Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik
dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.

2.3 Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka
dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan
memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.

2.4 Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.

2.5 Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian,
maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi,
mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi
pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan
pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung
serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:

a. Membatasi idealisme tujuan, yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu
muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan
pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.

b. Pertimbangan waktu, artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga
efektivitas kerja dapat terjamin.

c. Pertimbangan sumber daya, yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan
kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.

d. Keseimbangan tujuan-tujuan, artinya perlu memperhatikan keseimbangan
kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan
pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan juga memperhatikan
kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat
diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang 5
manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuantujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir
dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi,
pemerintah dan masyarakat pada umumnya.


3. Syarat-syarat Pengorganisasian

Dalam pengaturan pembagian kerja yang baik, tentu memerlukan seorang manajer yang
cukup berkemampuan dan berpengalaman di bidangnya. Fungsinya adalah agar jika
pada suatu waktu ditemui hambatan, maka seorang manajer yang bertanggungjawab
dalam pengaturan pembagian tugas tidak mengalami kesulitan dalam mencari jalan
keluar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan produktivitas
dan kepuasan para anggota organisasi.Semakin banyak pengetahuan dan pemahaman
terhadap implikasi pribadi dan sosial tentang pengorganisasian, maka akan semakin
besar pula terciptanya team work yang baik, sehingga upaya pencapaian tujuan
organisasi benar-benar dapat memberikan kepuasan anggota organisasi secara
menyeluruh dan merata. Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:

a. Adanya sekelompok orang yang bekerja bersama;
b. Adanya tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan;
d. Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
e. Adanya wewenang dan tanggungjawab
f. Adanya pendelegasian wewenang;
g. Adanya hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
i. Adanya tatatertib yang harus ditaat.

Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

Manajemen perencanaan (planning)

Perencanaan

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan,
dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis
yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota
harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Stephen Robins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan.
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun
karyawan nonmanajerial.Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui
apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri
secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien
Tujuan
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat
rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan
efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana,seorang manajer juga dapat mengidentifikasi
dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam
fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada.Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja
perusahaan. Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan
adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.
Sasaran sering pula disebut tujuan.Sasaran memandu manajemen membuat keputusan
dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals)
dan sasaran riil.Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.
Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas,
atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan
dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan.
Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan.
Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak
memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi
sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi
kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya
karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada
proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan.
Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.
Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuanorganisasi tidak ditentukan oleh manajer
puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat
sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai
sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam
pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO
membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis
yang sangat dinamis.
Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO
hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah
manajemen puncak sendiri.
Rencana
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan.
Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya.
Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.
Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan
rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan
organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari
nggota organisasi.Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
jangka panjang dan rencana jangka pendek.
Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,
rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun.
Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik.
Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum,
tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya
untuk "meningkatkan profit 15%."
Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu.
Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi.
Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan
cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan
untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail,
misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use
atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja.
Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000
unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama
perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan,
kebijakan, dan lain-lain.